Bulan Ramadhan adalah waktu yang sangat penting bagi umat Islam di seluruh dunia. Selama bulan ini, mereka yang mengikuti ajaran Islam diwajibkan untuk menjalankan puasa Ramadhan, salah satu dari lima rukun Islam. Di seluruh dunia, umat Muslim merayakan kedatangan bulan suci ini dengan berbagai macam perayaan yang telah menjadi tradisi tahunan yang sangat dihormati.

 

1.Uni Emirat Arab

Di Uni Emirat Arab, ada tradisi Ramadhan yang dikenal sebagai Haq Al Laila, yang telah menjadi salah satu praktik keagamaan yang paling kental di sana. Tradisi ini melibatkan anak-anak yang berpakaian ceria berjalan-jalan di sekitar area dengan menyanyikan lagu, mengumpulkan permen, dan melafalkan doa “Aatona Allah Yutikom, Bait Makkah Yudikum,” yang berarti “berikan kepada kami maka Allah akan membalas Anda, dan membantu Anda mengunjungi Makkah.” Selain itu, di UEA, ada tradisi lain yaitu penembakan meriam Ramadhan untuk menandai waktu sahur dan berbuka puasa setiap harinya.

 

2. Turki

Di Turki, juga terdapat tradisi membangunkan sahur dengan menggunakan drum yang dipukul oleh seorang drummer di jalanan menjelang fajar, sebagai cara untuk membangunkan sesama Muslim agar bisa sahur. Selain itu, mereka juga memukul drum saat matahari terbenam, sebagai tanda bahwa waktu berbuka puasa telah tiba.

 

3. Irak

Setelah berbuka puasa bersama-sama, komunitas Muslim di Irak seringkali memainkan permainan tradisional yang disebut Mheibes. Permainan ini, yang sebagian besar dimainkan oleh pria selama bulan Ramadan, melibatkan dua kelompok dengan jumlah pemain antara 40 hingga 250 orang. Para peserta bergantian menyembunyikan Mheibes atau cincin, sementara lawan harus mencoba menebak di mana benda itu disembunyikan dengan mengamati gerakan tubuh. Mereka yang berhasil menebak dengan benar akan dianggap sebagai pahlawan, sementara mereka yang salah tebak biasanya akan diperolok-olok.

 

4. Mesir

Masyarakat Mesir menyambut bulan suci dengan fanus yang berwarna-warni. Bagi mereka, fanus yang sulit diproduksi tersebut melambangkan kesatuan, kegembiraan sepanjang bulan Ramadan, dan juga menjadi lambang harapan untuk menerangi jalan di tengah kegelapan. Fanus-fanus dengan berbagai bentuk digantung di seluruh kota, mulai dari kafe, jalan, depan toko, hingga rumah-rumah.

Dilaporkan oleh Beritasatu pada tanggal 24 Januari 2024, banyak negara Arab, termasuk Mesir dan Yordania, memiliki tradisi Ramadhan Mesaharaty, yang juga dikenal sebagai “penelepon malam”. Tugas Mesaharaty adalah berkeliling di sekitar lingkungan untuk membangunkan orang-orang. Mereka melakukan tugas ini sambil memukul gendang dengan lembut. Biasanya, Mesaharaty adalah penduduk lokal yang kenal dekat dengan keluarga-keluarga di daerah tempat tinggal mereka.

 

5. Maroko

Sebelum fajar, penduduk Muslim di Maroko mengadakan tradisi berjalan di sepanjang jalan sambil memainkan alat musik nafar, yang mirip dengan terompet, untuk membangunkan sahur. Masyarakat di Maroko memilih alat musik ini karena mereka percaya bahwa suara yang dihasilkan oleh nafar mengandung kejujuran dan empati. Tradisi ini berasal dari abad ke-7 Masehi, ketika salah satu sahabat Nabi Muhammad saw. berjalan di sepanjang jalan pada saat fajar sambil menyanyikan doa-doa yang merdu.

 

6. Pakistan

Setelah berbuka puasa, wanita-wanita Pakistan pergi ke pasar untuk membeli gelang-gelang berwarna-warni dan menghias tangan serta kaki mereka dengan pola yang rumit. Kedatangan wanita-wanita Pakistan ini di pasar disambut dengan antusiasme, dan para penjaga toko menghias toko mereka untuk menyambut mereka. Mereka membuka toko-toko mereka hingga larut malam untuk menyambut kunjungan para wanita tersebut.

 

7. Lebanon

Ini adalah salah satu tradisi Ramadhan tertua yang masih terjaga di seluruh dunia, dikenal sebagai Midfa al Iftar. Tradisi ini telah diwarisi oleh Lebanon selama hampir 200 tahun lamanya. Meskipun Midfa al Iftar tidak selalu menjadi bagian dari tradisi Ramadhan di Lebanon, banyak yang berpendapat bahwa asal-usulnya berasal dari Mesir. Tradisi ini dimulai sebelum adanya arloji atau penyiaran suara adzan di televisi yang mengumumkan waktu maghrib. Saat itu, pemimpin Ottoman, Khosh Qadam, secara tidak sengaja menembak meriam saat matahari terbenam.

 

8. Kuwait

Kuwait memiliki tradisi yang disebut Gergean, yang mirip dengan Haq Al Laila di UEA. Perbedaannya, tradisi Ramadan ini dirayakan selama tiga hari. Anak-anak mengenakan pakaian tradisional dan menyanyikan lagu-lagu untuk merayakan bulan Ramadhan. Terdapat lagu yang berbeda untuk anak laki-laki dan perempuan. Selain itu, anak-anak yang mempelajari tentang puasa selama Ramadhan dan menjalankan ibadah berpuasa akan diberikan permen sebagai penghargaan.

 

9. Rusia

Rusia merupakan negara dengan puasa yang berlangsung paling lama, mencapai 17 jam sehari. Meskipun demikian, suasana hangat dan kegembiraan bulan Ramadhan tetap terasa dengan tradisi berbuka bersama antara umat Muslim di Moscow.

Saat berbuka, biasanya disajikan kurma, tetapi di Rusia terdapat menu khas yang berbeda, yaitu roti dari tepung yang diisi dengan berbagai macam masakan. Nama roti ini bervariasi tergantung pada isinya. Jika roti tersebut diisi dengan labu atau keju, namanya adalah khingalsh. Sedangkan jika diisi dengan gandum, disebut galnash. Selain itu, Rusia juga menyediakan kvass, minuman non-alkohol tradisional Rusia yang terbuat dari proses fermentasi, dan sering diberi perasa buah.

 

10. Indonesia

Di Indonesia, masyarakat Muslim memiliki tradisi untuk membangunkan orang untuk sahur. Mereka sering menggunakan alat-alat sederhana seperti drum, botol, bambu, dan lainnya untuk tujuan ini. Pada akhir bulan Ramadhan atau malam Idul Fitri, tradisi takbir keliling menjadi populer di kalangan masyarakat Muslim. Anak-anak, pemuda, dan orang dewasa berkeliling di jalan-jalan dengan berjalan kaki, menggunakan motor, atau mobil terbuka sambil mengumandangkan takbir. Selama prosesi takbir keliling, sering kali dihias dengan lampion atau maskot bertema Islami, seperti replika masjid atau elemen-elemen Islami lainnya.

 

 

 

Artikel ditulis oleh Wiradeffa