Pemerintahan Presiden ke-47 Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan pengecualian tarif “reciprocal” atau timbal balik terhadap berbagai perangkat teknologi seperti smartphone, komputer, semikonduktor, panel surya, dan kartu memori. Pengecualian ini mencakup pungutan hingga 125% yang sebelumnya dikenakan terhadap impor dari Tiongkok, serta tarif global sebesar 10% yang diberlakukan kepada sebagian besar negara. Ini merupakan langkah pertama yang signifikan dalam pelonggaran kebijakan tarif terhadap Tiongkok yang oleh sejumlah analis disebut sebagai “pengubah permainan”.
Kebijakan ini diumumkan setelah kekhawatiran dari perusahaan teknologi besar di AS yang menilai bahwa harga perangkat dapat melonjak karena sebagian besar diproduksi di Tiongkok. Trump menyatakan, meski sedang mengumpulkan banyak pendapatan dari tarif, pemerintah memberikan pengecualian ini agar perusahaan memiliki waktu untuk memindahkan produksi ke Amerika Serikat. Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, menyebut bahwa langkah ini sejalan dengan visi Trump agar AS tidak lagi bergantung pada Tiongkok dalam hal teknologi kritis seperti semikonduktor dan smartphone.
Pengecualian ini berlaku surut sejak 5 April dan disambut positif oleh para pelaku pasar. Dan Ives dari Wedbush Securities menyebut langkah ini sebagai “skenario impian bagi investor teknologi”. Perusahaan-perusahaan besar seperti Apple, Microsoft, dan Nvidia kini dapat bernapas lega karena beban tarif yang sebelumnya dikhawatirkan akan mengerek harga produk secara drastis dapat dihindari. Apple sendiri diketahui memproduksi sekitar 80% iPhone untuk pasar AS di Tiongkok dan sisanya di India.
Meskipun ada pengecualian, perangkat elektronik tetap dikenakan tarif tambahan sebesar 20% yang terkait dengan isu fentanyl. Trump juga tetap menaikkan tarif terhadap Tiongkok menjadi 145%, sebagai balasan atas rencana balasan tarif sebesar 84% dari Tiongkok terhadap produk AS. Sementara itu, negara-negara lain yang tidak melakukan aksi balasan akan dikenakan tarif tetap sebesar 10% hingga Juli mendatang, sebagai bagian dari strategi negosiasi Trump untuk mendapatkan kesepakatan dagang yang lebih baik.
Langkah ini juga mendorong Apple dan perusahaan teknologi lainnya untuk mempercepat proses diversifikasi rantai pasokan. India dan Vietnam kini menjadi kandidat kuat sebagai lokasi produksi alternatif guna mengurangi ketergantungan terhadap Tiongkok. Apple dilaporkan telah mempercepat produksi perangkat di India dalam beberapa hari terakhir. Trump menegaskan bahwa kebijakan tarif ini bukan hanya soal perdagangan, melainkan juga tentang kedaulatan ekonomi dan mengembalikan lapangan kerja serta industri manufaktur ke dalam negeri.
Artikel ditulis oleh Fadhilah Rachmat Maulana
Disunting oleh Alivia Ichsania Yuanani