Pemerintah Indonesia dan Denmark resmi memperpanjang dan memperluas kerja sama strategis di sektor energi, khususnya energi baru dan terbarukan (EBT), melalui penandatanganan Protokol Perubahan Ketiga dan tiga Memorandum of Understanding (MoU) baru pada 21 April 2025. Penandatanganan dilakukan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dan Menteri Luar Negeri Denmark Lars Løkke Rasmussen di Jakarta.

Kerja sama ini merupakan kelanjutan dari kemitraan yang telah berjalan selama lebih dari 10 tahun, yang fokus pada pengembangan energi bersih, konservasi energi, dan efisiensi energi. Indonesia menilai kolaborasi ini sangat penting untuk mempercepat pencapaian target transisi energi nasional, termasuk target 23% energi terbarukan pada tahun 2025 serta komitmen terhadap Perjanjian Paris.

Denmark, sebagai negara dengan pengalaman panjang dalam pengembangan energi angin dan efisiensi energi, membawa keahlian yang sangat dibutuhkan Indonesia. Dalam tiga MoU yang diteken, terdapat kerja sama antara PLN Indonesia Power dan Vestas untuk studi pemenuhan kebutuhan listrik hijau, pengembangan proyek pembangkit listrik energi terbarukan, serta pengembangan teknologi energi nuklir bersama Saltfoss Energy.

Menteri Luar Negeri Denmark menyebut kerja sama ini sebagai contoh kemitraan strategis berkelanjutan yang tidak hanya respons jangka pendek terhadap isu energi global, tetapi juga langkah nyata dalam menghadapi krisis iklim dan memperkuat ketahanan energi kedua negara.

Melalui Indonesia Denmark Energy Partnership Programme (INDODEPP) 2020-2025, kedua negara berkomitmen memperkuat kapasitas perencanaan energi jangka panjang, integrasi energi terbarukan, dan strategi efisiensi energi di sektor industri dan bangunan. Dengan akses energi yang lebih terjangkau dan terjamin, kerja sama ini diharapkan mendorong pemulihan ekonomi pasca pandemi serta mendukung Indonesia menjadi pusat pengembangan energi hijau di kawasan Asia Tenggara.

Kerja sama ini membuka peluang investasi dan transfer teknologi yang akan mempercepat transisi Indonesia menuju energi bersih, sekaligus mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, sejalan dengan target Sustainable Development Goals (SDG) dan Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia.

Dengan momentum ini, Indonesia dan Denmark menunjukkan komitmen kuat dalam mewujudkan masa depan energi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

 

Artikel ditulis oleh Alivia Ichsania Yuanani