Hello, Londoners!!

Selamat datang di rubrik JERSEY STORIES!! Pada rubrik ini, kami akan membicarakan segalanya mengenai olahraga, mulai dari sejarah, perjalanan karir, hingga pencapaiannya. Dan untuk artikel perdana kami, olahraga yang akan kami bahas sudah pastinya kalian semua tahu. Selamat membaca!!

Desain raket bulutangkis pada zaman dahulu, dengan gagang yang terbuat kayu, dan lapisan kulit kambing sebagai permukaan untuk memukul kok

Asal muasal badminton dapat ditarik hingga kurang lebih 2000 tahun yang lalu, tepatnya di negara Yunani, Cina, dan India. Para sejarawan berspekulasi bahwa permainan ini berasal dari battledore dan shuttlecock, sebuah permainan yang melibatkan proyektil berbulu dengan tongkat kayu. Pada jaman Yunani kuno, dimana bukti tentang bulutangkis paling banyak ditemukan, tongkat kayu dirubah dengan cara dimasukkan ke dalam bingkai kayu, dengan kulit domba ditengahnya. Elastisitas kuit domba tersebut membuat shuttlecock menjadi lebih mudah dipukul. Di Indonesia sendiri bulutangkis telah dikenal semenjak tahun 1930-an. Saat itu, bulutangkis dinaungi oleh Ikatan Sport Indonesia (ISI). Pasca kemerdekaan, bulutangkis semakin berkembang. Pada tahun 1947, berdirilah persatuan bulutangkis yag ebrnama Persatuian Olahraga Republik Indonesia (PORI). Dan, akhirnya pada 5 Mei 1951, terbentuklah Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI).

PBSI dibentuk pada tahun 1951, setelah mengalami dua kali pergantian nama.

Nah, kira-kira begitulah sejarah bulutangkis secara singkat. Semenjak itu, bulutangkis semakin berkembang di Indonesia, hingga hampir tidak mungkin ada satu warga Indonesia yang tidak mengenal bulutangkis. Mungkin peraturannya tidak semua memahami, tapi paling tidak, mereka pernah memegang raket dan mengerti rasanya memukul kok dengan raket. Berdasarkan fakta tersebut, rasanya tidak mungkin jika kita tidak pernah bersinar di cabang olahraga ini.

Tjun Tjun dan Johan Wahyudi, pasangan atlit pertama yang dikirim mewakili Indonesia.

Era 1960-an hingga 1970-an dapat dikatakan sebagai era keemasan bulutangkis Indonesia. Salah satu legenda terbesar saat itu ialah Rudy Hartono, alasannya karena namanya tercatat di Guiness Book of World Records sebagai pemenang terbanyak All-England sebanyak delapan kali, dengan tujuh kali berturut-turut dari tahun 1967 hingga 1974. Selain itu, pada cabang ganda putra Indonesia pun meraih prestasi yang membanggakan. Pasangan Tjuntjun/Johan Wahjudi merebut juara ganda putra sebanyak 6 kali, menyamai rekor Fin Kobbero/Poul Erik Nielsen dari Denmark. Tahun 1980-an, Cina mulai muncul sebagai saingan. Di kejuaraan All-England, Indonesia hanya menjadi juara di tahun 1981, yakni Liem Swie King. Sisanya didominasi oleh Cina dan Denmark. Di ajang piala Thomas, Indonesia hanya menang saat ditahun 1984 di Kuala Lumpur. Sedangkan piala Uber diborong oleh Cina.

Kedua atlit yang berhasil mengharumkan nama Indonesia dalam panggung olahraga dunia dalam kompetisi Olimpiade Barcelona 1992, Alan Budi Kusuma dan Susi Susanti.

Ada dua nama lagi yang sangat legendaris dalam olahraga ini. Yang pertama adalah, Susi Susanti. Atlit yang lahir di Tasikmalaya ini berhasil meninggikan nama Indonesia dalam perhelatan olahraga ini. Susi adalah atlit badminton wanita pertama yang berhasil meraih kemenangan berturut-turut dalam kompetisi Olimpiade, Grand Prix World Championship, dan All England putri tunggal. Momen paling bersejarah bagi Indonesia dalam bulutangkis terjadi pada kompetisi Olimpiade di Barcelona tahun 1992. Pada kompetisi tersebut, Susi bersama dengan Alan Budi Kusuma, yang merupakan sesama atlit dan sekaligus tunangannya saat itu, berhasil membuat Indonesia bangga. Keduanya berhasil mempersembahkan medali emas bagi Indonesia yang pertama dalam 50 tahun, dengan memenangkan masing-masing dalam kategori tunggal pria dan wanita. Momen tersebut dirayakan oleh seluruh penduduk Indonesia. Saat Susi dan Alan kembali ke tanah air, kurang lebih 500,000 masyarakat turun ke jalan dan mengadakan parade atas kemenangan mereka. Ini merupakan pencapaian terbesar Indonesia dalam bidang olahraga.

 

Dengan sejarah yang seperti itu, tidak heran negara Indonesia sangat familiar dengan bulutangkis. Sebuah memori yang sangat berharga sempat kita rasakan dalam olahraga ini. Tentunya, kita berharap akan ada generasi muda yang dapat menyamai atau melebihi pencapaian atlit-atlit tersebut.

Semoga artikel ini bermanfaat bagi para Londoners!!

 

Penulis: Tarrasch Parikesit

Sumber: