Belakangan ini, banyak perusahaan yang makin gencar mengadopsi teknologi AI untuk mempercepat kerja, mengurangi beban manusia, atau menggantikan tugas-tugas rutin. Tapi riset terbaru dari Harvard bersama beberapa lembaga lain mengingatkan kita bahwa penggunaan AI tidak selalu memberikan dampak baik. Ada masalah baru yang muncul dimana pekerja jadi sering kewalahan memperbaiki hasil kerja AI yang terlihat tidak menjanjikan di awal, tapi sesungguhnya bersifat kurang mendalam.
Jadi, apa itu workslop? Singkatnya konten atau tugas hasil AI yang kelihatan “bagus”, tapi kalau tidak ditelaah dengan baik hasil konten dari AI tersebut memiliki banyak kekurangannya. Misalnya laporan yang didapat hanya mengandung sebagian konteks saja, memiliki data yang kurang detail, atau struktur kelihatan rapi, tapi isinya harus banyak yang perlu diperbaiki. Kapasitas pekerja yang menggunakan AI bukan menghasilkan karya baru, tapi justru hanya melakukan koreksi, verifikasi, bahkan redo tugas yang seharusnya bisa lebih cepat kalau dilakukan manusia sejak awal.

Sumber dari Infokomputer
Risetnya melibatkan survei ke 1.150 pekerja penuh waktu di AS yang memakai AI di lingkungan kerja mereka. Sekitar 40% dari responden mengatakan dalam satu bulan terakhir mereka menerima workslop. Waktu yang dibutuhkan untuk memperbaiki workslop ini cukup memberatkan karena rata-rata sekitar dua jam untuk satu tugasnya. Jadi bukannya AI pekerjaan bersifat lebih efisien, namun justru menjadi beban tambahan karena pekerja harus jadi editor atau korektor dadakan.
Laptop dengan fungsi AI memang mempermudah format laporan dan membuat ringkasan dengan lebih cepat. Tapi, penelitian ini menghasilkan bahwa penggunaan AI juga dapat terhambat dengan permasalahan teknis, yakni ketika ada kesalahan dalam penginputan data dan berujung konteks obrolan dengan AI hilang atau bahkan instruksi di prompter yang kurang jelas pada akhirnya hanya menghasilkan hasil kerja yang misleading. Banyak pekerja yang mengeluh bahwa hasil AI sering tidak sesuai realitas atau kondisi spesifik proyek mereka, jadi mereka harus mengoreksi bagian yang kurang tepat dan menambahkan bagian penting supaya proyek tetap valid.
Selain masalah teknis, riset ini juga bicara soal dampak psikologis yang mempengaruhi pekerja. Workslop yang dialami antara para pekerja dari rekan kerja dapat menurunkan kepercayaan satu sama lain. Ada juga permasalahan kepercayaan ketika pekerja merasa hasil kerja mereka sendiri harus benar-benar dicek ulang karena takut pada akhirnya mempublikasikan informasi atau hasil kerja yang salah.
Kesimpulannya, AI memang punya potensi besar untuk mengubah cara kita bekerja, tapi penggunaan yang tidak benar-benar dipikirkan dapat menghadirkan efek samping yang nggak disangka seperti apa yang sudah disebutkan sebelumnya.