Sekelompok mahasiswa berprestasi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil menciptakan sebuah terobosan signifikan di bidang kesehatan melalui pengembangan alat deteksi dini kanker mata pada anak bernama Rb-AID (Retinoblastoma Artificial Intelligence Detection). Inovasi berbasis Kecerdasan Buatan (AI) ini secara khusus dirancang untuk mengatasi masalah keterlambatan diagnosis Retinoblastoma, jenis kanker mata yang paling sering menyerang anak-anak. Di banyak negara maju, Retinoblastoma memiliki tingkat kesembuhan yang sangat tinggi, namun di Indonesia, keterlambatan diagnosis masih menjadi isu krusial yang dapat berujung pada hilangnya penglihatan, kecacatan permanen, bahkan kematian.

Sumber dari ANTARA News

Tim pengembang Rb-AID merupakan kolaborasi mahasiswa lintas disiplin ilmu yang solid, dipimpin oleh Jonathan Setiawan dari Teknik Nuklir dan beranggotakan Ammar Ali Yasir (Teknologi Informasi), Ammar (Teknik Mesin), Muhammad Hafidz Al Farisi (Teknologi Informasi), dan Emeliana Putri Ayu Ningsih (Kedokteran). Di bawah bimbingan Prof. Dr. Eng. Ir. Herianto, S.T., M.Eng., IPU., ASEAN Eng., tim ini memadukan keahlian teknik, informatika, dan kedokteran untuk menciptakan solusi yang aplikatif. Alat ini dikembangkan melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) UGM, menegaskan komitmen mereka dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) poin ketiga tentang kesehatan dan kesejahteraan.

Rb-AID memiliki dua komponen utama yang terintegrasi. Komponen pertama adalah Rb-AID Tool, sebuah alat bantu yang dicetak menggunakan teknologi 3D printing dengan bahan ramah lingkungan, berfungsi untuk menjaga stabilitas dan kualitas saat pengambilan gambar fundus (bagian dalam mata). Komponen kedua adalah Rb-AID Mobile Decision System, yaitu sistem analisis canggih yang tertanam dalam aplikasi seluler. Sistem ini memanfaatkan metode two-step convolutional neural network (TSCNN) berbasis AI yang mampu memberikan diagnosis Retinoblastoma secara cepat, objektif, dan dengan tingkat akurasi tinggi, sehingga sangat ideal untuk digunakan di fasilitas kesehatan primer. Dengan adanya inovasi ini, diharapkan proses screening dan deteksi dini kanker mata pada anak dapat dilakukan lebih mudah dan masif yang pada akhirnya akan meningkatkan peluang kesembuhan dan kualitas hidup anak Indonesia.

 

Artikel ditulis oleh Alivia Ichsania Yuanani