Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Perhubungan kini serius menggarap rencana perpanjangan jalur LRT Jabodebek dari stasiun Harjamukti ke kawasan Mekarsari, Kabupaten Bekasi. Proyek ini masuk dalam skema jalur feeder Cibubur–Mekarsari sepanjang sekitar 22 kilometer. Jalur baru yang diusulkan akan melewati sejumlah titik strategis seperti Kota Wisata, Taman Buah Mekarsari, kawasan perumahan Citra, dan area lainnya yang selama ini kurang terlayani oleh moda transportasi massal.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub, Allan Tandiono, menyebut bahwa skema pendanaan proyek ini akan melibatkan kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU). Menurutnya, estimasi biaya pembangunan jalur feeder ini bisa mencapai Rp 300 miliar per kilometer, sehingga total anggaran proyek diperkirakan menginjak angka sekitar Rp 6,6 triliun. Dalam tahap awal, pemerintah meminta calon investor menyelesaikan studi kelayakan dan desain teknik dalam waktu enam bulan ke depan.
Salah satu aspek paling menantang dalam proyek ini adalah persiapan lahan dan dampak lingkungan. Pemerintah memastikan bahwa penentuan jalur akan memperhitungkan pertimbangan teknis dan ekologis agar tidak mengganggu kawasan pemukiman maupun area hijau. “Kita tidak hanya fokus pada teknologi, tapi juga bagaimana moda ini bisa menjangkau kawasan padat tanpa mengganggu ekosistem,” ungkap Wakil Menteri Perhubungan, Suntana, dalam konferensi infrastruktur 2025.
Tentunya rencana perpanjangan ini menarik perhatian masyarakat dan investor properti. Beberapa analis properti memprediksi bahwa akses LRT ke Mekarsari bisa mendorong kenaikan harga tanah di sekitarnya. Dukungan daerah pun mulai muncul, pemerintah kota dan kabupaten sekitar diperkirakan akan dilibatkan dalam pengurusan izin lahan, pembebasan tanah, dan integrasi transportasi lokal seperti bus feeder ke stasiun-stasiun baru yang akan dibangun.
Meski begitu, proyek ini juga menghadapi kritik. Beberapa pihak mempertanyakan sumber pembiayaan dan kelayakan ekonomi dari jalur feeder semacam ini, terutama bila volume penumpang belum menjamin ROI (return on investment) yang wajar. Selain itu, integrasi antara LRT baru dengan sistem LRT Jabodebek yang sudah ada harus dijamin agar transisi antar moda tak merepotkan penumpang. Selain itu, proyek perpanjangan ke Mekarsari juga belum lepas dari spekulasi bahwa ini hanyalah tahap awal dari rencana lainnya, yakni memperluas jalur LRT Jabodebek hingga Bogor dan wilayah selatan lainnya.
Bagi warga Cibubur dan sekitarnya, tentunya proyek ini membawa harapan besar, terlebih mengenai kemudahan akses transportasi massal yang selama ini sangat minim di daerah tersebut dan peningkatan kualitas hidup karena mobilitas lebih lancar. Namun agar harapan ini tak pupus oleh birokrasi dan kendala teknis, pemerintah perlu mempercepat penataan lahan, transparansi anggaran, dan komitmen penuh dari semua pihak, baik dari pusat, daerah, dan investor agar proyek ini benar-benar manfaat dan bukan beban.
Artikel ditulis oleh Alivia Ichsania Yuanani