Media sosial saat ini tidak dapat dipisahkan dan telah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Kemudahan dalam mengakses media sosial memungkinkan orang-orang untuk membagikan berbagai konten di media sosial. Namun, banyak konten di media sosial yang sering kali memperlihatkan standar kecantikan yang tidak realistis. Tanpa disadari, hal ini dapat membawa dampak psikologis seseorang dalam memandang tubuhnya. Seseorang akan merasa tidak puas dengan bentuk tubuh dan penampilan dirinya. Fenomena ini disebut sebagai body dissatisfaction yang marak terjadi di kalangan anak muda, terutama perempuan.

Sumber dari Website myemotionalfirstaid
Body dissatisfaction dapat terjadi karena seseorang merasa penampilan dirinya tidak sesuai dengan standar kecantikan yang beredar di media sosial. Hal ini memicu perasaan tidak percaya diri sehingga dapat menyebabkan stres atau masalah pada kesehatan mental. Saat seseorang merasa penampilannya tidak sesuai, mereka akan mulai melakukan diet ekstrem, olahraga secara berlebihan, bahkan hingga mengonsumsi suplemen pelangsing tubuh yang berbahaya bagi kesehatan. Body dissatisfaction sangat berbahaya apabila tidak segera disadari dan ditangani dengan tepat.
Untuk menghindari body dissatisfaction sebagai dampak negatif dari media sosial, pengguna media sosial perlu lebih bijak dalam menggunakannya. Dengan memperluas pemilihan konten yang dilihat, mengikuti akun yang menunjukkan keberagaman tubuh, dan mengurangi waktu penggunaan media sosial, seseorang dapat menghindari body dissatisfaction. Selain itu, menghargai keberagaman tubuh juga membantu menyadarkan bahwa setiap tubuh memiliki keunikannya tersendiri. Dengan demikian, body dissatisfaction dapat dihindari dan kesehatan mental pun akan lebih terjaga.
Referensi
Artikel ditulis oleh Cornelia Fuardy