“Dari saya pribadi, yang menarik dari buku My Altercation: The Bandung Melodic Punk Scene 1995 – 2008 (2025) yang ditulis Prabu Pramayougha itu adalah bagaimana akhirnya hadir sebuah buku berbahasa Inggris yang menceritakan sekaligus menggambarkan sebuah kiprah musik dan selingkupnya yang terjadi di sebuah kota – spesifiknya musik melodic punk di kota Bandung.

Apa yang ditulis Prabu lewat My Altercation sangatlah tidak njlimet – tapi amat sangat menyenangkan untuk dibaca dengan alur yang enak juga dilengkapi dengan rekoleksi pribadi sangat ekspresif. Sebagai pribadi yang tak begitu menggemari melodic punk secara intens, buku yang ditulis Prabu tersebut bisa membawa saya hanyut ke dalam berbagai paparan dan cerita yang tertuang di dalam bukunya. Singkatnya, saya pun semakin tertarik untuk membalik setiap halamannya guna turut masuk dan memahami ke setiap torehan alur cerita dari kancah melodic punk di Bandung.

Hal menarik lainnya dari buku My Altercation adalah bagaimana Prabu mendapatkan celah untuk menerbitkan karya tulisnya tersebut melalui sebuah penerbit internasional bernama Earth Island Books di Inggris – rasanya ada harapan yang timbul di sanubari saya akan terbukanya sebuah akses informasi perihal kiprah dan sejarah musik populer dari Indonesia yang bisa ditelusuri secara lebih komprehensif oleh masyarakat global lewat terbitnya buku My Altercation. Buku ini membuktikan bahwa anggapan akan pergerakan musik yang bersifat kontemporer (dalam konteks ini, punk rock) di Indonesia kerap kali dipukul rata sama saja dengan apa yang terjadi di luar negeri sana – nyatanya My Altercation menangkap siratan impresi dan histori bahwa Indonesia pun menjadi bagian penting akan pergerakan punk rock di dunia dan begitu juga sebaliknya saling mempengaruhi.

Terkait buku My Altercation yang diterbitkan di luar negeri, muncul secercah harapan di hati saya – saya harap akan muncul banyak penelitian atau tulisan lebih mendalam soal kiprah musik di Indonesia dan berbagai subkultur sekitarnya dari penulis muda Indonesia di waktu mendatang. 

Kini Prabu telah membuktikannya lewat buku My Altercation yang membahas punk rock di Bandung – mungkin ke depannya akan hadir penulis-penulis lain yang turut menerbitkan tulisan-tulisan lain di luar negeri tentang ruang lingkup bahasan musik lainnya dari berbagai penjuru daerah Indonesia dengan sudut pandang yang lebih intim dan ekstensif seperti yang Prabu lakukan untuk merekam jejak kiprah melodic punk di Bandung melalui buku ini.

 

TENTANG PENULIS MY ALTERCATION:

Di lini masa paruh remaja akhir sampai hari ini, kiprah seorang Prabu Pramayougha lebih seringkali dikenal sebagai salah satu personil unit punk rock bernyanyi asal Bandung – Saturday Night Karaoke. Namun menginjak lini masa umur “dewasa”, keberadaannya mungkin lebih identik dengan kiprahnya di berbagai media budaya populer seperti Consumed, Jeurnals dan Rich Music sebagai awak media – kini, dia pun masih berkutat di bidang tersebut bersama Synchronize Radio.

Sebelum buku My Altercation: The Bandung Melodic Punk Scene 1995 – 2008 terbit, Prabu telah menerbitkan dua buku yang terkait dengan bahasan punk rock: Don’t Read This! Catatan Melodic Punk Bandung Dari Masa ke Masa (Bukune, 2022) dan Meetage: Bertemu Dengan Descendents di Jepang (Geekmonger Press, 2024). Prabu pun mengelola unit penerbitan rumahan bernama Geekmonger Press yang berfokus untuk menerbitkan buku-buku dengan topik spesifik musik. 

Review ditulis oleh David Tarigan