Presiden China Xi Jinping menyerukan penguatan kerja sama ekonomi dan perdagangan dengan Uni Eropa (UE) sebagai langkah strategis menghadapi ketidakpastian dan gangguan ekonomi global, terutama di tengah meruncingnya perang tarif antara China dan Amerika Serikat (AS). Dalam peringatan 50 tahun hubungan diplomatik China-Uni Eropa, Xi menegaskan pentingnya menjaga globalisasi ekonomi, perdagangan bebas, dan menolak tindakan sepihak dan intimidasi yang dapat merusak tatanan perdagangan internasional.
Xi Jinping menyoroti bahwa gabungan output ekonomi China dan Uni Eropa mencakup lebih dari sepertiga total ekonomi dunia, sehingga kedua pihak memiliki hubungan simbiosis yang kuat dan tanggung jawab bersama untuk menjaga stabilitas ekonomi global. Ia juga mengajak UE untuk memperkuat kemitraan strategis demi manfaat bersama tidak hanya bagi kedua wilayah, tetapi juga masyarakat dunia secara luas.
Sementara itu, hubungan dagang China dengan AS tetap penuh tarik ulur. Meski Beijing menunjukkan sikap percaya diri dan kesiapan mengelola urusan dalam negeri dengan tenang, ketegangan akibat tarif tinggi yang diberlakukan oleh pemerintahan Trump masih membayangi prospek perdagangan bilateral. China menegaskan tidak ada pemenang dalam perang tarif dan terus berupaya memperdalam kerja sama dengan mitra lain seperti Uni Eropa untuk mengurangi dampak negatif dari kebijakan proteksionis AS.
Pertemuan-pertemuan tingkat tinggi antara pejabat China dan Uni Eropa juga menekankan pentingnya menjaga sistem perdagangan multilateral berbasis aturan, mendorong liberalisasi, serta menciptakan lingkungan bisnis yang kondusif. Kedua pihak sepakat untuk terus memperkuat komunikasi dalam kerangka Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan bersama-sama mempromosikan reformasi WTO guna menghadapi tantangan ekonomi global yang semakin kompleks.
Artikel ditulis oleh Alivia Ichsania Yuanani