Kembalinya sang iblis dengan penuh lika-liku
Setelah tujuh tahun menghilang dari layar kaca, Matt Murdock alias sang Iblis Penjaga Hell’s Kitchen kembali beraksi dalam Daredevil: Born Again. Tidak lagi berdiri sendiri seperti versi Netflix-nya, kali ini ia hadir sebagai bagian resmi dari Marvel Cinematic Universe (MCU). Serial ini diumumkan pada akhir 2022 dengan rencana awal 18 episode dan menghadirkan kembali Charlie Cox serta Vincent D’Onofrio sebagai Matt Murdock dan Wilson Fisk.
Awalnya, penggemar menyambut antusias kehadiran serial ini. Namun ekspektasi mulai goyah ketika bocoran menyebutkan bahwa Born Again bukan kelanjutan dari versi orisinal, melainkan soft reboot. Marvel Studios disebut menghindari pendekatan dewasa dan kelam yang justru menjadi daya tarik utama Daredevil versi Netflix. Kekecewaan pun memuncak setelah Marvel mengkonfirmasi tidak akan melanjutkan alur lama.
Masalah tak berhenti di situ. Ketika produksi tersendat akibat mogok kerja penulis dan aktor di Hollywood, Marvel memutuskan mengevaluasi ulang proyek ini. Hasilnya: tim kreatif awal dipecat, dan tongkat estafet diserahkan kepada Dario Scardapane (The Punisher) sebagai showrunner baru, serta Justin Benson dan Aaron Moorhead (Loki Season 2) sebagai sutradara. Tim ini merombak naskah, menulis ulang episode perdana, serta membangun ulang episode kedelapan dan kesembilan dari nol. Jumlah episode pun dipangkas dari 18 menjadi 9, sementara episode dua hingga tujuh hanya mengalami revisi ringan karena sudah diproduksi penuh.

Sumber dari Marvel Studios/Television
Kegelapan yang Akhirnya Diizinkan Masuk MCU
Born Again kembali dengan darah dan amarah mengusung kegelapan yang sebelumnya tak pernah terlihat dalam semesta MCU yang dikenal ringan dan penuh komedi. Serial ini tidak ragu menyajikan isu-isu sensitif seperti brutalitas polisi, korupsi kekuasaan, dan ketidakadilan hukum yang menghancurkan kehidupan banyak pihak tak bersalah. Dalam banyak hal, Born Again terasa seperti cermin suram bagi dunia nyata, menyuguhkan drama urban dengan narasi politik yang tajam.
Charlie Cox dan Vincent D’Onofrio tampil konsisten memukau. Dinamika antara Matt Murdock dan Wilson Fisk tetap menjadi inti kekuatan serial ini, bahkan saat keduanya tidak berada dalam satu adegan. Kisah mereka dibangun perlahan, menunjukkan fase “pensiun” dari identitas vigilante dan penguasa kriminal menciptakan ketegangan yang perlahan memuncak, menunggu momen di mana mereka kembali menyalakan sisi gelap yang selama ini ditekan.

Sumber dari Marvel Studios/Television
Terjebak di Antara Dua Dunia
Meski proyek ini akhirnya diarahkan kembali ke akar serial orisinalnya, jejak masa produksi sebelumnya masih membekas. Episode dua hingga tujuh yang dibuat sebelum perombakan terasa kurang serasi secara tone dan pacing. Beberapa adegan terasa canggung dan tidak selaras dengan kekuatan naratif yang dihadirkan dalam episode pembuka serta dua episode penutup yang memang dikerjakan penuh oleh tim kreatif baru. Alhasil, musim pertama Born Again tampak seperti potongan-potongan puzzle dari dua dunia berbeda yang dipaksa menjadi satu.
Namun di balik ketidaksempurnaan itu, Daredevil: Born Again tetap mampu menghadirkan kembali ketegangan, kekerasan, dan atmosfer kelam khas Hell’s Kitchen. Serial ini memberi harapan bahwa musim keduanya akan lebih solid. Dengan pondasi yang kini sudah ditetapkan dan kreativitas tim baru yang tak lagi terkekang oleh warisan produksi lama, Born Again punya potensi besar untuk melangkah lebih jauh dan lebih dalam.
Artikel ditulis oleh Fadhilah Rachmat Maulana