Jakarta tengah menghadapi transformasi besar dalam sistem perkeretaapian. Salah satu langkah signifikan yang direncanakan adalah penutupan Stasiun Karet yang dijadwalkan mulai berlaku mulai Februari 2025 sesuai dengan Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) terbaru. Langkah ini, yang diumumkan oleh Menteri BUMN, Erick Thohir, bertujuan untuk mengoptimalkan ekosistem transportasi kereta api di Jakarta.

Keputusan menutup Stasiun Karet didasarkan pada pertimbangan jarak yang sangat dekat dengan Stasiun BNI City. Direktur Pengembangan Usaha dan Kelembagaan PT KAI, Rudi As Aturridha, menjelaskan bahwa pengguna yang biasanya turun di Stasiun Karet dapat berjalan kaki ke Stasiun BNI City melalui selasar yang telah disiapkan. “Selasar tersebut akan mempermudah akses pejalan kaki dan mempercepat trafik,” ungkapnya.

Sumber Website Detik.com

Selain itu, Stasiun Karet akan diintegrasikan dengan Stasiun Sudirman sebagai bagian dari hub transportasi yang mencakup kereta Whoosh, LRT, dan Commuter Line Basoetta. Dengan demikian, Stasiun Sudirman akan menjadi pusat transportasi terintegrasi di kawasan tersebut. Meskipun fungsinya sebagai stasiun penumpang akan dihentikan, PT KAI memastikan bahwa bangunan Stasiun Karet tidak akan dibongkar. Fasilitas ini akan dimanfaatkan untuk mendukung akses integrasi dengan Stasiun Sudirman.

Penutupan Stasiun Karet akan mempengaruhi berbagai kalangan, termasuk mahasiswa/i kampus LSPR Sudirman Park Jakarta. Stasiun ini sebelumnya menjadi pilihan utama karena lokasinya yang dapat ditempuh dengan berjalan kaki untuk menuju kampus. Kini, mereka harus menempuh jarak lebih jauh dari Stasiun BNI City. Hal ini tentu memerlukan penyesuaian, terutama bagi mereka yang bergantung pada transportasi umum.

Penutupan Stasiun Karet juga berkaitan dengan upaya meningkatkan efisiensi Kereta Bandara Soekarno-Hatta. Pemerintah menargetkan 20 persen dari 56 juta penumpang bandara dapat menggunakan layanan kereta ini. Selain optimalisasi rute, waktu tempuh dari Stasiun BNI City ke Bandara Soetta diharapkan bisa dipangkas menjadi kurang dari 40 menit.

 

Dokumentasi Pribadi LSPR News

Keputusan untuk menutup Stasiun Karet merupakan bagian dari visi jangka panjang pemerintah dalam membangun sistem transportasi publik yang lebih efisien dan terintegrasi. Meski menghadirkan tantangan bagi beberapa kelompok pengguna, termasuk mahasiswa dan komuter harian, langkah ini diharapkan membawa manfaat jangka panjang dalam mengurangi kemacetan dan meningkatkan mobilitas di Jakarta. Transformasi ini menuntut kerja sama berbagai pihak untuk memastikan bahwa perubahan tidak hanya efisien, tetapi juga inklusif dan memperhatikan kebutuhan seluruh lapisan masyarakat.

 

Artikel ditulis oleh Dygo Aheesa Prima Nusantara

Disunting oleh Alivia Ichsania Yuanani