Serangan militer Israel di Jalur Gaza kembali meningkat dengan intensitas yang mematikan. Dalam satu hari terakhir, serangan udara Israel menewaskan sedikitnya 42 warga Palestina dan melukai puluhan lainnya, menurut Badan Pertahanan Sipil Gaza. Sejak Oktober 2023, jumlah korban tewas akibat serangan Israel di Gaza telah mencapai lebih dari 52.400 jiwa, dengan sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak. Banyak korban masih terjebak di bawah reruntuhan karena keterbatasan akses tim penyelamat.
Serangan-serangan ini terjadi di tengah operasi pembongkaran rumah dan bangunan Palestina di berbagai wilayah Kota Gaza, termasuk Rafah dan Beit Lahia. Pengadilan Kriminal Internasional telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Di sisi lain, kelompok Houthi yang berbasis di Yaman mengklaim telah mengembangkan senjata baru yang mampu memblokade wilayah udara Israel. Klaim ini menambah ketegangan di kawasan Timur Tengah yang sudah sarat konflik, serta memperluas dimensi ancaman keamanan di wilayah tersebut.
Kondisi di Gaza terus memburuk dengan meningkatnya jumlah korban dan kerusakan infrastruktur, sementara komunitas internasional terus menyerukan penghentian kekerasan dan solusi damai guna menghindari krisis kemanusiaan yang lebih dalam.
Artikel ditulis oleh Alivia Ichsania Yuanani