Jembatan Francis Scott yang terkenal dikabarkan runtuh pada 26 Maret 2024 lalu. Jembatan yang memiliki panjang sekitar 2.632 meter ini dikabarkan runtuh akibat sebuah kapal kontainer menabrak tiang penyangga dari jembatan ini. Bahkan akibat insiden ini, banyak sekali korban jiwa yang hingga saat ini masih belum ditemukan keberadaannya. Lantas, apakah kerugian dari adanya insiden ini hanya sebatas korban jiwa saja
Perlu diketahui sebelumnya bahwa pelabuhan Baltimore ini merupakan pelabuhan tersibuk di Amerika Serikat. Apabila aktivitas perdagangan yang dilakukan di pelabuhan ini terhambat, maka diperhitungkan kerugian bisa mencapai angka sebesar Rp 794 miliar per hari. Tentunya angka tersebut bukanlah angka yang kecil. Akan tetapi, insiden ini mengakibatkan aktivitas perdagangan di seluruh dunia menjadi terganggu. Hal itu dikarenakan sebanyak 40 kapal vessel dan juga kapal kargo kecil menjadi tertunda dalam melakukan kegiatan pendistribusian barang dagang karena terjebak di dalam pelabuhan.
Akibat dari tertundanya aktivitas perdagangan ini dapat mempengaruhi sebanyak 15.000 pekerjaan langsung dan juga bahkan sebanyak 139.000 pekerjaan langsung diperkirakan akan terkena dampaknya. Pengaruh tersebut berimbas kepada kerugian yang lebih besar, yaitu adanya kerugian personal income sebesar Rp 52 triliun. Kerugian besar seperti itulah yang diperkirakan terjadi setelah kapal kontainer asal Singapura tersebut menabrak jembatan Francis Scott tersebut.
Artikel diketik oleh Alivia Ichsania