Naiknya asam lambung atau dikenal sebagai refluks asam menjadi gangguan kesehatan yang umum dialami oleh banyak orang, terutama bila terjadi berulang dan berkembang menjadi GERD (Gastroesophageal Reflux Disease). Kondisi ini menimbulkan berbagai gejala seperti rasa terbakar di dada hingga bau mulut yang mengganggu. Gangguan ini sering kali dipicu oleh pola makan yang tidak teratur dan kebiasaan buruk setelah makan. Jika tidak ditangani dengan baik, refluks asam dapat menurunkan kualitas hidup penderitanya secara signifikan.

Refluks asam terjadi ketika cairan asam dari lambung mengalir ke kerongkongan dan menyebabkan iritasi. Asam lambung yang mengandung asam klorida (HCl), sebenarnya berfungsi untuk mencerna makanan dan membunuh bakteri di lambung. Namun, saat asam tersebut naik ke kerongkongan, berbagai gejala bisa muncul seperti heartburn (sensasi terbakar di dada), mual, perut kembung, sendawa, sakit tenggorokan, bau mulut, hingga rasa asam di mulut. Kondisi ini biasanya muncul setelah makan, berbaring, atau membungkuk. Jika dibiarkan terus-menerus, refluks asam dapat berkembang menjadi GERD, suatu penyakit yang memerlukan penanganan lebih serius untuk mencegah komplikasi.

Untuk menghindari naiknya asam lambung, perubahan gaya hidup sangat dianjurkan, seperti menjaga berat badan ideal, mengatur pola makan, menghindari makanan pedas atau berlemak, dan tidak langsung berbaring setelah makan. Selain itu, tidur dengan posisi kepala lebih tinggi, berhenti merokok, dan konsumsi buah seperti apel, pisang, dan pepaya juga bisa membantu mencegah terjadinya refluks asam. Menjaga pola makan yang seimbang dan teratur menjadi kunci utama dalam mencegah gejala berulang. Konsultasi dengan tenaga medis juga disarankan jika gejala terus muncul atau memburuk.

Referensi

https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20250615121215-33-641120/7-tanda-asam-lambung-kumat-ada-yang-jarang-disadari

 

Artikel ditulis oleh Nanda Viyanti