Jakarta, Gazette 2019 – Sempat non-aktif dalam beberapa periode waktu ke belakang, London School Peduli Pendidikan kembali diaktifkan oleh pihak kampus LSPR Jakarta. London School Peduli Pendidikan atau akrab dikenal dengan nama LSPP ini merupakan organisasi yang bersifat eksternal. Perlu diketahui bahwa LSPP sedikit berbeda dengan UKM-UKM di LSPR pada umumnya karena apa yang dilakukan dari LSPP lebih berfokus kepada memberikan dampak kepada kehidupan masyarakat.
LSPP ini telah berdiri sejak 1992, dan sampai sekarang telah terbentuk 5 batch dalam sejarah berdirinya organisasi ini. Untuk masuk ke dalam organisasi ini, mahasiswa harus bisa melalui tes yang komprehensif seperti Writing Skills, Interview, dan juga tes ketahanan fisik, karena tidak menutup kemungkinan mereka akan menyambangi daerah-daerah yang memliki tingkat kesulitannya masing-masing.
Tugas dari LSPP ini lebih berfokus ke arah sosial, dimana mereka membantu penyebaran ilmu pendidikan secara menyeluruh ke wilayah-wilayah yang masuk dalam radar LSPR kurang mendapatkan pendidikan yang memadai.
Mr. Muhammad Hidayat M.Ikom merupakan orang yang mengepalai sekaligus mengkoordinasikan organisasi ini. Beliau juga sempat terlibat dalam batch mula-mula London School Peduli Pendidikan dan kali ini dia dipercaya sebagai koordinator yang menggerakan LSPP ini nanti kedepannya
LSPP ini memiliki kegiatan yang rutin dilakukan setiap 1 bulan sekali dimana mereka mengajar ke daerah-daerah perkampungan dan juga beberapa organisasi sosial seperti misalnya yayasan penderita HIV. Kunjungan terkini dari batch-5 LSPP ini adalah pada bulan kemarin mereka melakukan kunjungan ke Desa Cikawung di Sukabumi bersama-sama dengan LSPR Rescue pada tanggal 27 September sampai dengan 2 Oktober. Metode pembelajaran yang digunakan oleh LSPP tidak formal seperti sekolah-sekolah pada umumnya. Pengemasan materi yang dilakukan oleh LSPP lebih ke arah bagaimana mereka berinteraksi dengan anak-anak yang mengikuti kegiatan beajar mengajar. Pembentukan karakter juga mrnjadi fokus utama dari kegiatan yang dilakukan. Hal ini bertujuan agar anak-anak yang diajarkan tidak hanya memiliki kemampuan kognitif yang baik, namun juga karakter dari anak-anak itu dapat terbentuk menjadi pribadi yang tidak melenceng dari aturan-aturan yang ada.
Article by Jessrine Greivin George, Alif Putera Bangsa