Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan terobosan dengan mengadopsi teknologi Sistem Informasi Geografis (GIS) untuk memantau kondisi ekosistem laut sekaligus memastikan pemanfaatan ruang laut sesuai dengan zonasi yang telah ditentukan.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (DKPKP) DKI Jakarta, Suharini Eliawati, menjelaskan bahwa GIS berperan penting dalam pemetaan zonasi dan pemantauan lokasi ekosistem laut. “Teknologi ini memungkinkan kami untuk memantau lingkungan laut secara lebih efektif, sehingga tindakan cepat dapat diambil jika terjadi permasalahan,” ujarnya.
Dengan adanya teknologi GIS, Dinas KPKP DKI Jakarta dapat menyusun peta zonasi yang lebih akurat dan mendukung pengelolaan sumber daya laut yang lebih efisien. “Dengan cara ini, kegiatan ekonomi seperti pariwisata laut dan perikanan dapat berjalan beriringan dengan upaya konservasi lingkungan,” tambahnya.
Suharini juga mengungkapkan bahwa aplikasi JakOcean, yang sedang dalam tahap penyempurnaan, merupakan prototipe dari teknologi GIS yang telah diterapkan. Inovasi ini menjadi bagian dari grand design pengelolaan laut terpadu yang tengah dikembangkan oleh Dinas KPKP DKI.
Inisiatif ini bertujuan untuk memaksimalkan potensi ekonomi dari sumber daya laut sekaligus menjaga kelestarian ekosistem pesisir, sejalan dengan visi ekonomi biru yang berkelanjutan. Suharini menekankan bahwa proyek ini adalah respons terhadap tantangan yang dihadapi wilayah perairan Jakarta, termasuk konflik pemanfaatan ruang dan degradasi lingkungan.
Dinas KPKP DKI Jakarta menargetkan peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir dan kontribusi sektor ekonomi biru terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) DKI Jakarta. Dalam jangka panjang, program ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir hingga 20 persen dan membuka lebih banyak lapangan kerja di sektor kelautan.
“Melalui pengelolaan ruang laut yang berkelanjutan, kami ingin menjadikan Jakarta sebagai kota global yang tidak hanya maju secara ekonomi, tetapi juga peduli terhadap kelestarian lingkungan,” tutupnya.
Artikel ditulis oleh Wiradeffa