Young, Elites, and Scandalous. Mungkin, itulah tiga kata yang tepat untuk menggambarkan keseluruhan dari serial “Gossip Girl”, yang dirilis pertama kali oleh Netflix pada tanggal 19 September 2007. Pada tahun 2000an, dunia pertelevisian banyak diisi oleh series ataupun film bernuansa romantis komedi atau biasa disebut juga dengan serial “Rom-com”. Nah, ditengah banyaknya film komedi romantis, “Gossip Girl” datang membawa udara baru di dunia pertelevisian. Alih-alih menawarkan serial dengan genre Rom-com, “Gossip Girl” menyuguhkan tayangan untuk remaja yang terkesan elegan, eksklusif, dan dramatis.
“Gossip Girl” menceritakan tentang kehidupan para remaja elit di Upper East Side, Manhattan, dengan Blair Waldorf dan Serena Van Der Woodsen sebagai dua tokoh utama. Kisah bermula saat Serena muncul kembali di Upper East Side setelah satu tahun lamanya menghilang. Kedatangan Serena disambut oleh komentar komentar penasaran dari publik pada blog anonymous yang bernama “Gossip Girl”. Blog ini merupakan wadah yang ditujukan untuk mengekspos kehidupan pribadi para elites, termasuk Blair Waldorf, Serena Van Der Woodsen, dan beberapa tokoh lainnya, seperti Chuck Bass dan Dan Humphrey.
Perilisan serial “Gossip Girl” mendapat sambutan hangat dari masyarakat, dan sempat memenangkan beberapa awards di tahun penayangannya. Seperti Teen Choice Awards for TV Series: Drama pada tahun 2009, 2010, dan 2011, serta Young Hollywood Award for Breakthrough Performance pada tahun 2009. “Gossip Girl” berhasil membawakan genre drama yang fresh untuk anak muda, dan banyak mempopulerkan istilah-istilah gaul bahkan hingga zaman sekarang seperti “It girl”, “Queen B”, dan “XoXo”.
Artikel ditulis oleh Salsabilla Nazifa Balqis
Ditulis oleh Alivia Ichsania Yuanani