Teknologi Irigasi Padi Hemat Air (IPHA) merupakan inovasi dalam budidaya padi yang menggabungkan pengelolaan tanaman, air, dan tanah secara efisien. IPHA mengadopsi prinsip System of Rice Intensification (SRI) dengan berbagai penyempurnaan agar lebih mudah diterapkan oleh petani, terutama dalam pengaturan pengairan sawah yang selama ini menjadi kendala utama.

Salah satu terobosan terbaru adalah metode “System Mulsa Drip Irrigation in Rice Production” yang dikembangkan oleh tim peneliti Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya bersama mitra industri. Metode ini menggunakan mulsa dan irigasi tetes melalui pipa, memberikan air sesuai kebutuhan tanaman padi secara tepat dan hemat. Hasilnya, penggunaan air bisa ditekan hingga 80% dibandingkan metode konvensional yang mengandalkan genangan air di sawah.

Selain penghematan air, sistem ini juga meningkatkan hasil panen hingga 40%, dari rata-rata 5 ton menjadi 7 ton per hektar. Mulsa yang digunakan membantu menghambat pertumbuhan gulma sehingga mengurangi biaya penyiangan, sementara pemupukan dapat dilakukan bersamaan dengan pengairan melalui pipa, membuat proses lebih efisien dan praktis.

Penerapan IPHA telah menunjukkan keberhasilan di beberapa daerah, seperti Irigasi Rentang Jawa Barat, dengan peningkatan indeks pertanaman hingga 30% bahkan saat musim kemarau. Sistem ini juga memungkinkan produksi padi berkelanjutan tanpa tergantung musim hujan, sangat cocok untuk daerah dengan keterbatasan air.

Dengan teknologi IPHA, diharapkan ketahanan pangan nasional dapat meningkat seiring efisiensi penggunaan air yang lebih baik. Inovasi ini juga sejalan dengan upaya global dalam pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan, seperti yang dibahas dalam World Water Forum ke-10 di Bali. IPHA menjadi solusi penting untuk menghadapi tantangan ketersediaan air dan kebutuhan pangan di Indonesia.

 

Artikel ditulis oleh Alivia Ichsania Yuanani