Memasuki tahun 2025, dunia pariwisata mengalami pergeseran tren yang signifikan. Jika dulu perjalanan identik dengan kemewahan dan destinasi populer, kini generasi muda lebih memilih eco-travel atau wisata ramah lingkungan sebagai gaya berlibur mereka.

Menurut laporan dari Global Sustainable Tourism Council, lebih dari 70% wisatawan Gen Z dan milenial kini mempertimbangkan aspek keberlanjutan dalam memilih destinasi dan akomodasi. Mereka mulai meninggalkan pariwisata massal dan beralih ke pengalaman autentik di alam terbuka, desa adat, serta aktivitas yang mendukung pelestarian lingkungan.

Salah satu destinasi yang semakin populer di kalangan mahasiswa Indonesia adalah Wae Rebo, desa tradisional di Flores, Nusa Tenggara Timur. Selain menawarkan panorama pegunungan dan arsitektur rumah adat yang unik, Wae Rebo dikenal karena komitmennya menjaga ekosistem lokal dan budaya warisan leluhur.

Selain itu, konsep voluntourism atau volunteer tourism juga kian digemari. Mahasiswa dapat berlibur sekaligus menjadi relawan di proyek pelestarian hutan, konservasi laut, atau edukasi lingkungan di daerah-daerah terpencil.

Mengapa wisata ramah lingkungan semakin relevan di kalangan generasi muda?

  1. Biaya Lebih Terjangkau: Banyak program wisata berkelanjutan yang dikelola oleh komunitas lokal dengan harga mahasiswa.
  2. Nilai Edukatif Tinggi: Selain rekreasi, mahasiswa juga mendapat pengetahuan tentang budaya lokal, isu lingkungan, dan pembangunan berkelanjutan.
  3. Jejak Karbon Lebih Rendah: Eco-travel mendorong penggunaan transportasi publik, konsumsi produk lokal, dan pengurangan sampah plastik.

Bahkan di lingkungan kampus, tren ini mulai mendorong komunitas mahasiswa untuk mengadakan green trip atau study tour dengan pendekatan ramah lingkungan. Beberapa kampus di Indonesia juga sudah bekerja sama dengan NGO lingkungan untuk mengintegrasikan eco-travel dalam program pengabdian masyarakat.

Travel bukan hanya tentang pergi jauh, tapi juga bagaimana kita bisa memberi dampak positif bagi tempat yang kita kunjungi. Jadi, Londoners sudah siap untuk merencanakan liburan yang lebih hijau belum?

 

Artikel ditulis oleh Margaretta Dian