Drama Korea “When Life Gives You Tangerines” datang sebagai salah satu tontonan yang sangat menyentuh bagi sebagian besar penikmat drama Korea, terutama pada kalangan remaja hingga dewasa. Drama ini tidak hanya menyajikan kisah sekolah biasa, tetapi lebih dalam dari itu. mengangkat tema tentang pencarian jati diri, mengejar cita-cita, dan proses bertumbuh di tengah tekanan lingkungan dan keluarga. Oh Ae Sun sebagai tokoh utama, yaitu seorang siswi SMA yang tampak ceria di luar, tetapi menyimpan luka emosional di dalamnya.
Cerita berpusat pada saat Oh Ae Sun yang dikenal sebagai pribadi yang ceria dan juga berambisi, namun di balik sisi positifnya Oh Ae Sun menyimpan banyak harapan dan juga mimpi. Di tengah kekurangan ekonomi dan keadaan keluarga Oh Ae Sun ia tetap teguh akan mimpi nya sendiri. Yang Gwan Sik pria yang selalu ada bersamanya pun banyak memberikan bantuan dalam menghadapi kesulitan dalam hidup Oh Ae Sun. di tengah tekanan keluarga, ekspektasi masyarakat sekitar dan pencariaan jati diri, dalam drama ini kita dapat mengikuti perjalanan Oh Ae Sun dan tokoh-tokoh lainya menjalani kenyataan hidup, memaafkan masa lalu, dan menemukan arti “rumah” dalam dirinya sendiri.
Secara sistematik, drama ini juga mempunyai visual yang tumbuh dan tenang yang menggambarkan kehidupan di pulau jeju yang jauh dari hiruk pikuk kota. ini menjadi latar yang cocok untuk menggambarkan suasana batin para tokohnya tersebut sepi, tenang tetapi tak lepas dari konflik kehidupan. Simbol “Tangerines” sendiri juga digunakan sebagai metafora yang menarik, yaitu buah yang tampak manis, tetapi juga asam atau pahit tergantung bagaimana kita menikmatinya. ini menggambarkan kehidupan remaja yang tidak begitu indah, tetapi penuh makna tersendiri. “When Life Gives You Tangerines” berhasil membuktikan bahwa drama remaja juga bisa mempunyai makna yang mendalam secara emosional dan pesan yang kuat. Drama ini menjadikan pengingat bahwa setiap orang akan berproses dan tidak apa-apa jika tidak terlalu sempurna.
Artikel ditulis oleh Reifen Meiren
Disunting oleh Alivia Ichsania Yuanani